8 Buddhist Tewas
Suasana hening di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jl. Slebes, Gang
Pekong, Kel. Belawan II, Kec. Medan Belawan, Jumat (5/4) sekitar pukul
01.30 WIB, mendadak mencekam. Delapan warga negara Myanmar dari etnik
beragama Budha tewas dibantai saudara senegara mereka dari etnik Muslim
Rohingya., tragedi berdarah yang pecah di
lantai dua gedung Rudenim Belawan itu, tak hanya dipicu adanya kekerasan
komunal yang terjadi berkepanjangan di tanah air mereka (Myanmar), tapi
ditengarai juga oleh ketidaksenangan pengungsi etnik Rohingya atas
prilaku delapan korban yang kerap mengganggu, bahkan melakukan pelecehan
seksual terhadap istri dan anak gadis mereka. Pertikaian antar etnik
yang sama-sama ditahan di Rudenim itu sudah memanas sejak dua bulan
terakhir.
Tindakan berulang yang dilakukan penganut Budha membuat etnik
Rohingya Myanmar kesal, ditambah lagi kenangan pembantaian saudara
mereka sesama etnik Rohingya yang terus terjadi di Myanmar, kian
memantik emosi pelaku tuk menghabisi nyawa para korban. Puncaknya,
setelah mengatur strategi matang, rencana pembunuhan masal itu pun
dilancarkan. Jelang pagi itu, para pengungsi Rohingya yang ditahan di
lantai satu secara bersama-sama, dan tanpa pengetahuan pengawasan
pegawai Rudenim bergegas ke lantai dua.
Ketika itu, massa yang telah melengkapi diri masing-masing dengan
kayu kursi dan besi itu, diam-diam naik ke lantai dua. Setelah merusak
lampu, para pelaku langsung membantai korban yang tengah tidur pulas.
Serangan mendadak itu sontak membuat ruang tahanan berbentuk leter L
berukuran 6 x 6 meter itu ‘banjir darah’. Rata-rata korban yang
kesemuanya laki-laki itu tewas dengan kondisi luka menganga di kepala.
Pembantaian sadis ini hanya bisa jadi tontonan gratis puluhan warga
asing lain yang mendekam di sana. Mereka tak berani berbuat apa-apa,
karena takut ikut jadi korban.
Bahkan, pegawai Detensi yang mendengar keributan tak bisa berbuat
apa-apa. Mereka tak bisa masuk ke lokasi, karena pintu utama lebih dulu
dikunci dari dalam oleh pelaku. Selain itu, mereka juga diancam bunuh
jika berupaya masuk ke ruangan isolasi. “Waktu kejadian itu saya
mendengar suara ribut dan teriakan. Tapi tak ada minta tolong. Semula
kami menduga ada tahanan yang berupaya kabur, makanya kami datang
memeriksa. Tapi kami tak bisa masuk, karena pintu mereka kunci dari
dalam. Kami juga diancam bunuh kalau berusaha masuk. Selain itu, mereka
juga mengaku akan kabur. Tak lama berselang saya dengan ada penghuni
yang tewas, makanya saya langsung melapor ke Polres,” beber Riko Thomas,
pegawai yang berjaga dinihari itu.
Setengah jam pasca pembantaian berlangsung, suasana mencekam langsung
menyelimuti lokasi seluas sekitar 1/2 hektar itu. Para penghuni lain
yang ketakutan memilih berdiam diri di kamar masing-masing. Tak lama
setelah dapat info, sepasukan personel Polres Pelabuhan Belawan tiba di
lokasi kejadian. Saat diperiksa, para korban dari etnik Budha Myanmar
itu telah tewas bersimbah darah dengan posisi tak berjauhan. Sementara
itu, patahan kayu dan besi kursi tampak berserakan di sekitar jenazah
para korban. Setelah didata, kedelapan jenazah yang masing-masing Aye
Min (23), Myo Co (20), Aung Thu Win (24), Aung Than (44), Min – Min
(24), Win Tun (32) Nawe (23) dan Sam Lwin (45) itu langsung dievakuasi
polisi ke RSU dr Pirngadi Medan.
0 comments :
Posting Komentar
Please write criticism and suggestions...