Hati,
Potensi Berharga yang Harus Dijaga
Bismillahirrahmaanirrahiim
1.
Potensi Fisik
jika kita mampu mengelola fisik
dengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif.
Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat. Almu'minuni
qowiyyu, mu'min yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah
daripada mu'min yang lemah. Dalam catatan sejarah, sampai usia 6 tahun Nabi
Muhammad Saw memiliki tubuh yang benar-benar atletis. Beliau memulai peperangan
pada usia 53 tahun. Dan tentu saja, perang zaman dulu tidak perang seperti
zaman sekarang. Ketika itu Rasulullah Saw memakai baju besi hingga dua lapis
dan mengarungi padang pasir sejauh ratusan kilometer. Itu artinya fisik beliau
sangat prima.
Akan tetapi, ternyata tidak
selamanya orang yang berfisik baik itu mulia sebagaimana kemuliaan Rasulullah.
Bahkan tidak jarang manusia yang berbadan bagus malah menjadi hina akibat
keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagus tidak identik dengan wanita yang
mulia, malah tidak sedikit wanita berbadan bagus menjadi turun derajatnya
karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisi lain ada juga orang yang
gara-gara badannya bagus menjadi stress karena takut jadi tidak bagus. Setiap
hari waktunya habis untuk memikirkan badannya. Ikut senam, diet dan membeli
bermacam-macam obat supaya tubuhnya tetap bagus. Secara tidak langsung orang
seperti ini justru tersiksa dengan keindahan tubuhnya. Sekali lagi, kita memang
harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi ini tidak identik dengan
kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya dengan hati-hati.
2.
Potensi Akal
Kita dikaruniai akal oleh Allah
dan akal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal
kita dapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengelola
dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Kendati
demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukan mulia atau
tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orang yang pintar,
tapi mengapa Indonesia masih juga terpuruk? Setiap tahun puluhan ribu sarjana
dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapi mengapa korupsi masih juga
merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalau korupsi itu dilakukan oleh
orang-orang yang bodoh. Bagaiamana tidak? Uang negara, uang rakyat yang dikuras
jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaan atau miliaran, tapi juga triliunan
rupiah. Kalau orang bodoh rasanya dia tidak akan kuat berpikir jauh-jauh
seperti itu. Artinya pintar tidak identik dengan kemuliaan. Jika tidak
hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidak selalu identik dengan kebahagiaan.
Ada yang anaknya pintar sementara orang tuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah
jadi menghina orang tuanya. Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu
menggambarkan kemuliaan, akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat
oang menjadi mulia. Jadi apa sih yang bisa membuat orang mulia?
3.
Potensi Hati
Potensi yang ada pada diri
manusia yang tidak setiap orang mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah
yang dinamakan hati. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan
badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun
bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada
sebuah syair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat
berpengaruh pada kehidupan seseorang.
"Bila hati kian bersih,
pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih;
Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk, akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi
makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang, hidup susah tetap tenang, walau
kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang; Tapi bila hati sempit, segalanya
jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit".
Masya Allah, andaikan hati kian
bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih
dan sehat, maka pikiran pun bisa menjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu
untuk berpikir licik, dengki atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain.
Sebab, kalau tidak hati-hati benar maka hidup kita itu sangat melelahkan.
Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu
akan memakan waktu, produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah
memikirkan orang yang kita benci.
Karenanya bila hati kita bersih,
maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak ada waktu buat iri, semua input kan
masuk dengan mudah, karena tidak ada ruang untuk meremehkan siapa pun. Akibatnya
kita akan memiliki akses data yang sangat tinggi, akses informasi yang
benar-benar melimpah, akses ilmu yang benar-benar meluas, ujungnya akan mampu
mengambil ide-ide yang cemerlang dan gagasan-gagasan yang jitu.
Berbeda dengan orang yang
sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yang paling tahu semua hal.
Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukan dari orang lain. Padahal
setiap orang tentu memiliki kelemahan. Dan untuk memperbaiki kelemahan itulah
kita membutuhkan koreksi dan masukan dari orang lain.
Dengan kebersihan hati, insya
Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang.
Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat dari orang
lain. Namun orang yang kotor hatinya, cuma akan berjalan di tempat. Dia kan
sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah
kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Coba perhatikan jika ada anjing,
kerbau, atau ada ular, di lapangan yang sangat luas, tentunya relatif tidak
akan menjadi masalah. Apa lagi jika lapangannya teramat sangat luas, sebab
ruang untuk bergerak jauh lebih leluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar
mandi, lalu muncul seekor tikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak
akan nyaman, jijik, atau malah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati
sempit, perkara kecil saja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang
benar-benar besar.
Jika hati bersih maka wajah pun
akan memancarkan kecerahan dan penuh keramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga
demikian. Beliau tidak pernah berjumpa dengan oang lain kecuali dalam keadaan
tersenyum cerah. Senyum yang penuh keikhlasan memang sangat bernilai besar,
karena selain menjadi shadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para
ahli, senyum itu hanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya
orang yang sering cemberut akan mengalami kelelahan otot.
Dalam berbicara pun kita harus
sangat berhati-hati, sebab tak jarang melalui tutur kata, akan terlihat derajat
seseorang. Sebab mulut ini ibarat teko yang mengeluarkan isinya. Jika di
dalamnya berisi kopi tentu yang keluar juga kopi, tapi jika isinya air yang
bening pasti keluar air yang bening. Orang yang berkualitas itu, jika berbicara
ada struktur dan cirinya. Kalau dia berbicara yang keluar adalah ide atau
gagasan, hikmah, solusi, ilmu dan zikir, sehingga pembicaraannya senantiasa
bermanfaat. Kalau bunyi itu efektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka
semakin turun kualitas orang itu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang
itu dilihat bagaimana kesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau
kita selalu berusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah,
lisan enak, dan badan sehat. Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan
menyenangkan.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing
kita untuk mengenal potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita
sendiri. Hidupkan hati dengan memperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan
zikir. Ladang untuk berkarya teramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan
hati, insya Allah hidup ini menjadi lebih indah dan penuh makna.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh
kesungguhan. Kita tidak bisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon
pertolongan Allah agar Dia selalu menjaga hati kita.
Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allah memberi hati
kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisa menjadi apa
saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dan sukses, menjadi
pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yang disegani, menjadi apa
pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisi Allah. Dan kuncinya adalah
Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamat dari segala kebusukan. Sebab
kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang berhati bersih. Semoga
kita termasuk di dalamnya. Amin.Wallahu a’lamReport Ruswanto
0 comments :
Posting Komentar
Please write criticism and suggestions...