Senin, 08 April 2013

Buddhist worshippers killed eight people massacred from Myanmar

8 Buddhist Tewas

Suasana hening di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jl. Slebes, Gang Pekong, Kel. Belawan II, Kec. Medan Belawan, Jumat (5/4) sekitar pukul 01.30 WIB, mendadak mencekam. Delapan warga negara Myanmar dari etnik beragama Budha tewas dibantai saudara senegara mereka dari etnik Muslim Rohingya., tragedi berdarah yang pecah di lantai dua gedung Rudenim Belawan itu, tak hanya dipicu adanya kekerasan komunal yang terjadi berkepanjangan di tanah air mereka (Myanmar), tapi ditengarai juga oleh ketidaksenangan pengungsi etnik Rohingya atas prilaku delapan korban yang kerap mengganggu, bahkan melakukan pelecehan seksual terhadap istri dan anak gadis mereka. Pertikaian antar etnik yang sama-sama ditahan di Rudenim itu sudah memanas sejak dua bulan terakhir. 

Tindakan berulang yang dilakukan penganut Budha membuat etnik Rohingya Myanmar kesal, ditambah lagi kenangan pembantaian saudara mereka sesama etnik Rohingya yang terus terjadi di Myanmar, kian memantik emosi pelaku tuk menghabisi nyawa para korban. Puncaknya, setelah mengatur strategi matang, rencana pembunuhan masal itu pun dilancarkan. Jelang pagi itu, para pengungsi Rohingya yang ditahan di lantai satu secara bersama-sama, dan tanpa pengetahuan pengawasan pegawai Rudenim bergegas ke lantai dua.

Ketika itu, massa yang telah melengkapi diri masing-masing dengan kayu kursi dan besi itu, diam-diam naik ke lantai dua. Setelah merusak lampu, para pelaku langsung membantai korban yang tengah tidur pulas. Serangan mendadak itu sontak membuat ruang tahanan berbentuk leter L berukuran 6 x 6 meter itu ‘banjir darah’. Rata-rata korban yang kesemuanya laki-laki itu tewas dengan kondisi luka menganga di kepala. Pembantaian sadis ini hanya bisa jadi tontonan gratis puluhan warga asing lain yang mendekam di sana. Mereka tak berani berbuat apa-apa, karena takut ikut jadi korban.

Bahkan, pegawai Detensi yang mendengar keributan tak bisa berbuat apa-apa. Mereka tak bisa masuk ke lokasi, karena pintu utama lebih dulu dikunci dari dalam oleh pelaku. Selain itu, mereka juga diancam bunuh jika berupaya masuk ke ruangan isolasi. “Waktu kejadian itu saya mendengar suara ribut dan teriakan. Tapi tak ada minta tolong. Semula kami menduga ada tahanan yang berupaya kabur, makanya kami datang memeriksa. Tapi kami tak bisa masuk, karena pintu mereka kunci dari dalam. Kami juga diancam bunuh kalau berusaha masuk. Selain itu, mereka juga mengaku akan kabur. Tak lama berselang saya dengan ada penghuni yang tewas, makanya saya langsung melapor ke Polres,” beber Riko Thomas, pegawai yang berjaga dinihari itu.

Setengah jam pasca pembantaian berlangsung, suasana mencekam langsung menyelimuti lokasi seluas sekitar 1/2 hektar itu. Para penghuni lain yang ketakutan memilih berdiam diri di kamar masing-masing. Tak lama setelah dapat info, sepasukan personel Polres Pelabuhan Belawan tiba di lokasi kejadian. Saat diperiksa, para korban dari etnik Budha Myanmar itu telah tewas bersimbah darah dengan posisi tak berjauhan. Sementara itu, patahan kayu dan besi kursi tampak berserakan di sekitar jenazah para korban. Setelah didata, kedelapan jenazah yang masing-masing Aye Min (23), Myo Co (20), Aung Thu Win (24), Aung Than (44), Min – Min (24), Win Tun (32) Nawe (23) dan Sam Lwin (45) itu langsung dievakuasi polisi ke RSU dr Pirngadi Medan.

0 comments :

Posting Komentar

Please write criticism and suggestions...

TV ONLINE